Minggu, 12 Februari 2012

PENANGANAN BAYI TERSEDAK ..

Jika bayi sampai tersedak, kemungkinan besar akibat kesalahan pengasuh atau orang tuanya," tandasnya.

Banyak orang tua beranggapan, bayi tersedak itu wajar, terlebih tersedak karena ASI, minuman, atau makanannya. "Lha, wong, dia masih bayi yang belum ngerti apa-apa. Kan, masih belajar," begitu alasannya.

Padahal, sangat tidak wajar jika bayi sampai tersedak. Sejak lahir manusia sudah dibekali refleks untuk menelan serta kemampuan mengatur ke rongga mana makanan dan minuman disalurkan, dan ke rongga mana udara harus disalurkan. Kedua cabang rongga di leher manusia pun dibatasi katup. Saat makan-minum, rongga udara ditutup secara otomatis oleh katup tersebut. Jika ada makanan atau minuman yang sampai lolos ke saluran udara, terjadilah tersedak.

Mengapa sampai terjadi tersedak? Bisa jadi karena orang tua tak mengerti fisiologis bayi. Contoh, pemberian makanan tak sebanding dengan kemampuan bayi untuk menelan. Hal ini biasanya terjadi pada bayi yang mendapatkan susu botol dan ibu yang ASI-nya terlalu banyak serta memancar deras.

Tersedak bisa juga terjadi karena cara pemberian makan (termasuk ASI dan susu botol) yang salah, memasukkan makanan saat bayi sedang tertawa, menangis, atau malah mengajak bayi bercanda saat sedang makan. Bisa juga karena menuangkan makanan ke mulut bayi terlalu cepat atau bayi diberi makan dalam posisi salah; berbaring telentang, misalnya.

Selain itu, tersedak bisa saja terjadi karena si kecil sedang flu, kumat asmanya (sesak napas), dan mengalami gangguan palatoschisis.

Di luar itu, karena setiap anak unik dan berbeda, ada anak-anak tertentu yang memang memiliki kepekaan tersendiri. Jika diberi makanan yang kasar atau kental sedikit saja, refleks muntahnya bekerja sehingga makanan yang diberikan keluar lagi. Nah, jika si kecil seperti ini, orang tua harus berusaha mencari tahu seperti apa tekstur makanan yang paling cocok untuk bayinya. Hanya dengan cara inilah, kejadian tersebut bisa dihentikan.

Yang jelas, apa pun penyebab bayi tersedak, risikonya sama saja, yaitu ancaman bagi nyawanya. Jadi berhati-hatilah dalam memberikan minuman atau makanan kepada bayi. Yang juga penting, ketahui cara menghindari dan mengatasi tersedak pada bayi.

TERSEDAK ASI DAN SUSU

* Kiat Menghindari

Jika si kecil punya riwayat tersedak sementara ASI berlimpah, maka ASI harus dikeluarkan dulu sedikit, baru kemudian diberikan kepada bayi. Dengan demikian, pancaran ASI akan sesuai dengan kemampuan menelan bayi.

Susui bayi dengan cara yang benar. Perut bayi dan perut ibu saling bertemu dan dagu bayi menempel di payudara ibu. Jika dilakukan cara seperti ini, sekalipun menyusui sambil tiduran, bayi tak akan tersedak. Tetapi jika memberikan susu lewat botol, sendok, atau gelas, hindari posisi tidur. Lakukan dengan posisi minimal setengah duduk atau 45 derajat.

* Tindak Mengatasi

Keluarkan cairan tersebut dengan cara bayi dibaringkan miring atau ditengkurapkan. Ingat, jangan sekali-kali mengangkatnya atau menggendongnya! Sebab, akan membuka peluang cairan masuk ke paru-paru.

TERSEDAK AIR BENING

* Kiat Menghindari

Saat memberi minum bayi, gunakan perangkat yang didesain khusus untuk bayi. Jika menggunakan gelas, sedotan atau sendok orang dewasa, besar kemungkinan si kecil akan tersedak. Perangkat makan dan minum dewasa tak bisa mengatur asupan air sesuai kemampuan bayi menerima dan menelan.

Namun, peluang tersedak tetap ada jika dengan perangkat ini kita masih memberi minum dengan terburu-buru atau sambil bercanda. Saat bercanda, bayi pasti tertawa atau bersuara, sehingga katup rongga udaranya terbuka. Jika di saat bersamaan ada air, karena letak rongga udara dan makanan-minuman bertetanggaan, maka otomatis air akan masuk juga ke rongga pernapasan.

Selain itu, hindari memberikan minum pada posisi berbaring. Jadi usahakan minimal saat diberi minum posisi anak 45 derajat (setengah duduk). Juga atur volume yang masuk ke mulutnya, sesuaikan dengan kemampuannya menelan.

* Tindak Mengatasi

Sama persis seperti menangani bayi tersedak ASI atau susu.

TERSEDAK MAKANAN

Kiat Menghindari

1. Perhatikan konsistensi pemberian makan secara bertahap pada anak sejak usia 6 bulan. Kasar lembutnya harus disesuaikan dengan kemampuan bayi. Intinya pemberian MP-ASI (makanan pendamping ASI) yang diberikan tak harus terpatok seperti yang selama ini kita ketahui. Jadi, tak mengapa di usia 8 bulan masih makan bubur saring, jika memang benar dia mampunya baru sampai di situ.

2. Perhatikan cara pemberian makan. Hindari memberikan makan pada bayi sambil bercanda. Juga jangan menyuapi di luar posisi duduk tegak atau posisi 45 derajat.

3. Volume makanan yang dimasukan ke mulut bayi harus disesuaikan dengan kemampuan bayi dalam mengunyah dan menelan, juga besar-kecilnya mulut si bayi.

4. Orang tua harus sabar. Jangan makanan masih ada di mulut, kita sudah memberikan makanan selanjutnya. Selain bisa dimuntahkan kembali oleh bayi, juga bisa membuatnya tersedak. Jadi, jika bayi makannya lama, maka volume pemberiannya harus diperkecil lagi.

Tindak Mengatasi

Karena makanannya masih semi padat, maka cara mengatasinya bisa dengan memberikannya minum apabila tersedaknya ringan (cirinya: batuk-batuk dan megap-megap tapi bisa bernapas). Karena pada kasus ini, tersedaknya baru sampai menyenggol refleks muntah dan belum sempat masuk ke rongga udara.

Namun kalau sudah lewat fase itu (cirinya: bayi sudah megap-megap dan susah bernapas serta membiru), si bayi harus diposisikan tengkurap karena benda yang membuatnya tersedak sudah masuk ke rongga udara. Dengan ditengkurapkan, terlebih dengan adanya stimulasi di leher bagian belakang, maka benda yang masuk akan keluar dengan cara dibatukkan oleh anak.

Akan tetapi jika bayi tersedak karena makanan yang lebih padat, seperti nasi tim, kacang-kacangan, biskuit, dan benda lainnya, atau dengan cara-cara di atas tak membuahkan hasil yang maksimal, maka orang tua harus melakukan heimlich manuever, yaitu:

1. Tengkurapkan si kecil di pangkuan. Posisi wajahnya menghadap lutut kita. Sangga dada dan dagunya dengan telapak tangan kanan kita, usahakan mulut bayi tetap terbuka. Berikan stimulasi di bagian tengkuk bayi oleh telapak tangan kiri dengan cara ditekan cepat (dipukul pelan). Ingat, jangan melakukan tindakan ini jika bayi menangis keras karena berbahaya!

2. Jika langkah No. 1 belum berhasil, posisikan bayi berbaring telentang di pangkuan, syaratnya kita bisa memandang wajah si kecil dengan leluasa. Sangga kepala bagian belakang bayi dengan telapak tangan kanan kita. Letakkan dua jari tangan kiri kita di tengah-tengah dada si kecil, antara dada dan diafragma, tekan kuat dengan cepat hingga lima kali hitungan. Lanjutkan dengan lima kali hitungan bila tak ada perubahan. Jika bayi tak menunjukkan konsentrasi, detik itu juga segera larikan ke dokter.

3. Jika sesuatu yang membuatnya tersedak masih bisa kita lihat, keluarkan dengan jari tangan kanan kita. Posisikan si kecil sama dengan No. 2, tapi sangga belakang kepalanya dengan tangan kiri kita supaya posisinya bisa sedikit miring ke sebelah kiri bayi. Hal ini untuk memudahkan orang tua lebih memiringkan poisisi bayi dan menengkurapkannya saat ia memuntahkan sesuatu yang membuatnya tersedak.

PENTING DIINGAT!

* Jangan lakukan penanganan ini jika si kecil menangis keras, sulit bernapas atau berhenti bernapas, menderita asma, dan kita pun ragu melakukannya.

* Bila kita tak bisa melakukan pertolongan pertama tersebut dengan baik, atau setelah mencoba melakukan pertolongan pertama gagal (jika wajah bayi sudah membiru), larikan si kecil secepat mungkin dalam hitungan detik ke rumah sakit.

* Di rumah sakit, bayi akan ditolong dengan cara intubasi atau broncuscopy dengan menggunakan alat khusus. Hal ini dilakulan pada kondisi yang sangat fatal, benda yang membuat bayi tersedak bukan lagi berada di persimpangan rongga udara dan makanan-minuman, melainkan sudah masuk ke rongga udara atau bahkan masuk ke paru-paru.

* Saat melakukan heimlich manuever, pastikan Anda sudah belajar dan berlatih sebelumnya pada tenaga medis yang kompeten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar